ALUMNI PFPM ANGKATAN III

Kamis, 13 November 2008

Hasil Pertemuan Tindak Lanjut Peternakan Kambing Alumni PFPM3

Sebelumnya maaf kawan, Pera lama tak mengupdate data kegiatan kita.
Banyak perubahan yang terjadi. Dalam posting kali ini terdiri dari 2 kegiatan pertemuan Alumni PFPM 3.

Kegiatan Pertama adalah tertanggal 5 Oktober 2008, dirumah saya sendiri, Peranita Sagala.
Pertemuan ini mengeksplorasi keinginan kawan-kawan akan tindak lanjut peternakan kita yang sudah saatnya di jual. Pertemuan ini tidak bisa mengambil keputusan penting terkait dengan kelanjtuan peternakan, karena Ketua kita kak Ria Rosa tidak bisa hadir, juga Bang Irwanto yang menjadi teknis pelaksana peternakan tersebut juga tidak bisa hadir. Yang hadir di pertemuan ini adalah: Julika, Hadi, bu Gini, Herman, Pinda & juniwan beserta pasangannya, serta Somal.

Berhubung persoalan tindak lanjut peternakan ini harus segera di sikapi maka kita yang hadir saat itu sepakat untuk berkumpul lagi pada tanggal 19 Oktober 2008 dan melihat langsung perkembangan ternak kita di Tandem Hilir Langkat, Rumah Bang Irwanto.
Pinda dan Juniwan minta ijin tak dapat hadir berhubung tugas di luar kota Medan sudah memanggil.

Maka diadakanlah pertemuan kedua pada tanggal 19 Oktober 2008. Bertitik kumpul di rumah Peranita Sagala, dengan mobil kijang pinjaman, akhirnya sukses sampai di Tandem Hilir pukul 12.00 lewat sedikit, Rumah Bang Irwanto. Sambil menunggu selama 3 jam menanti kepulangan Bang Irwanto dari rapat partainya, Kami pun bergosip ria karena Somal yang nyasar entah kemana di tengah perkebunan antara tangkahan sampai tandem hilir. Lelah menebak-nebak sementara Somal tak jelasnya juga batang hidungnya, kami pun membuat kesibukan masing-masing. Herman dan Julika melepaskan uneg-uneg masa kecil mereka bersama anak Bang Irwanto yang lucu. Sementara Pera dengan sukses pula tertidur lelap di teras Rumah Bang Irwanto, penat karena ulah Hadi (sang sopir) membawa mobil yang pura2 lupa letak rem dan klakson mobilnyanya. Kak Ria, fara dan Hadi juga tertidur, mungkin sama lelahnya juga. Tempe goreng yang di sediakan, dan seceret marquisa dingin menjadi penghibur menanti bang Irwanto.
Pukul 15.00 lewat sedikit, tak lama setelah Somal muncul dari petualangan tersesatnya, akhirnya kami bertemu dengan bang Irwanto. Eits..Bang Rasun pun ikut hadir. Maka mulailah Bang Irawanto menyampaikan suka dukanya berternak kambing PFPM3.

Berikut ringkasannya:

Kambing kita berjenis domba dan jantan semua seyogyanya berjumlah 8 namun ternyata bang Irwanto sedikit bermasalah dengan pemasok kambing. Maka, saat pertemuan berlangsung yang ada adalah 7 ekor kambing yang sehat. Bang Irwanto tetap berjanji akan menyelesaikan persoalan kambing seekor yang hilang tersebut.

Kambing tersebut akan berdaya jual sebesar Rp.6.000.000,- pada bulan haji nanti. Jika di kurangi dengan biaya pakannya selama setahun yaitu sebesar Rp.1.000.000,- serta dengan modal (secara kasar) Rp. 3.000.000,- maka keuntungan bersih dari peternakan kita adalah sebesar Rp. 2.000.000,-.

Demi melihat keuntungan ini, ternyata tak ada satu pun pemegang saham ternak yang hadir saat itu yang mengusulkan untuk menghentikan peternakan kita. Ada mengusulkan untuk melanjutkan ternak kambing yang dapat dikembangbiakkan, ada pula yang mengusulkan untuk mengusulkan mengganti dengan ternak lembu.

Awalnya ada nada keberatan dari bang Irwanto sebagai pelaksana peternakan. Namun kemudian kita membahas sistem yang akan diberlakukan pada peternakan selanjutnya, Bang Irwanto pun menyepakati untuk tetap menjadi pelaksana teknis peternakan kambing periode ke II.

Sistem yang disepakati tersebut sebagai berikut:

1. Ternak yang akan di kembang biakkan adalah KAMBING.
Pertimbangannya (informasi Bang Irwanto) :
- Kambing tidak mudah terkena penyakit
- Cenderung mudah di jaga, karena jika dicuri, kambing lebih ribut dari pada lembu.
- Kehilangan kambing lebih rendah resiko kerugian materialnya dari pada lembu karena harganya lebih murah.

2. Ada sistem bagi hasil kepada pelaksana teknis
Sistem yang digunakan adalah sistem belah anak kambing. Sistem ini adalah kebiasaaan yang digunakan di masyarakat sekitar. Aturan mainnya adalah: Anak kambing hasil dari perkembang biakan akan di bagi 2 antara penjaga (pelaksana teknis/bang Irwanto) dengan pemilik saham (alumni pfpm3).

3. Dengan hasil penjualan peternakan kambing tahap I (satu) ini, maka di harapkan jumlah kambing yang akan di kembang biakkan sejumlah 10 (sepuluh) ekor BETINA. Kambing betina ini akan dikawinkan dengan kambing jantan milik bang Irwanto.

Setelah persoalan teknis peternakan kita selesai, kak Ria pun menyatakan keterbatasannya sebagai ketua pfpm 3 karena kesibukannya dan jarak tempat tinggalnya yang di Dairi. Kak Ria juga menganggap persoalan Bowo yang berada di Jawa harus segera di selesaikan. Maka Kak Ria mengusulkan untuk mengganti posisi ketua dan bendahara alumni pfpm 3.

Setelah ditimbang-timbang dan dimintai kesediaannya, maka berikut pengurus alumni pfpm 3 yang baru:

1. Hadi sebagai Ketua
Beliau dianggap cukup aktif dan peduli pada kesinambungan pfpm3, punya jiwa wirausaha dan domisili di Medan, cukup dekat untuk memantau ke tandem hilir.

2. Julika sebagai Bendahara
Terpilih karena dianggap aktif, layak dan domisili di Medan.

Untuk hal lainnya tidak berubah.
Pera tetap sebagai penanggung jawab informasi.
Bang Irwanto sebagai pelaksana teknis peternakan.

Untuk memperlancar aktifitas pertemuan alumni pfpm 3, maka dari hasil penjualan ternak tahap I akan di alihkan sebesar 10% untuk biaya transportasi (ke peternakan) dan komunikasi kita selajutnya.
Tentunya dana tersebut akan di kelola oleh pengurus


Demikian teman, hasil pertemuan alumni pfpm 3. Sesuai dengan pernyataan kawan-kawan yang tak dapat hadir di pertemuan ini : bahwa tetap akan menyepakati semua keputusan pertemuan ini, maka di harapkan selalu dan selalu, partisipasinya di aktifitas alumni pfpm 3 selanjutnya.

Jika masih membingungkan, kawan2 tahu harus bertanya kepada siapa.

Salam pemberdayaan.

Peranita Sagala