Pasalnya fasilitator cuma menawarkan analisis SWOT, sementara peserta (di provokatori saya sendiri :D ) menuntut 4 jenis analisis sosial yang berbeda.
Mas Paijo pun mengeluarkan pundi-pundi ilmunya, menambahkan jenis analisis lainnya yaitu PRA dan PAR.
Meski sudah sedikit terpuaskan oleh Grandma Fasilitator alias bu Emi....kebetulan aku menemukan sumber tertulisnya dari buku:
" Bagaimana Melakukan Penelitian Berbasis Aksi dengan Pekerja Anak
dan Anak yang dilacurkan", diterbitkan oleh UNICEF.
dan Anak yang dilacurkan", diterbitkan oleh UNICEF.
Ulasannya terdapat di halaman 15-16. Aku ringkas dengan versiku seperti di bawah ini:
PRA
- Singkatan dari Participatory Rural Appraisal = Penilaian Pedesaan Partisipatoris
- Metode visal / kualitatif/ partispatoris
- Mengasumsikan bahwa setiap orang memiliki kemampuan dan kreatifitas untuk menganalisa dan merencanakan
- Mengakomodasi Hak Asasi Manusia
- Peneliti dan partisipan penelitian/masyarakat adalah setara.
- Pendekatan pengambilan data denga PAR
- Singkatan dari Participatory Action Research = Penelitian tindakan Partisipatoris
- Tujuan penelitian : mengembangkan aksi/tindakan (program) untuk meningkatkan kalitas kehidupan masyarakat
- Yaitu pendekatan dalam pengambilan data dimana :
- Peneliti bertindak sebagai fasilitator yang memudahakan partisipan menyatakan pandangannya sendiri dan merumuskan analisanya sendiri
- Peran peneliti adalah membangu kepercayaan, mendengarkan, memberikan dukungan, dan memberikan kepercayaan pada partisipan.
- PRA dan PAR diasosiasikan dengan data DESKRIPTIF bukan data numerik.
- Laporan berupa deskripsi, studi kasus, kuotasi partisipan.
- Memberikan penjelasan secara mendasar dan lengkap menyangkut kajian tertentu.
- kajian bersifat spesifik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar